~ welcome to muti's area ~ aku ada, makanya aku ngeblog ~

Senin, 19 September 2016

/

Aku pernah merasa "asing", dimana tempat itu begitu terlihat nyata tidak aku kenal. Mimpi singkat yang selalu aku elu-elukan. Harapan yang aku bawa terbang tinggi, pada akhirnya jatuh juga.

Singkat cerita, aku bukan tipe seseorang yang mempunyai mimpi jangka panjang. Mimpiku hanya mimpi-mimpi pendek seperti di tidur malam kemarin. Aku, akupun pernah kecewa dengan mimpiku sendiri. Justru, kekecewaan itu membawa aku ke tempat yang sama sekali tidak aku kenal.

Mimpi, lagi-lagi mimpi. Berpaku dengan mimpi, ah sudahlah. Mimpiku dulu menjadi insinyur, membangun jembatan kecil untuk teman-teman di daerah agar terasa nyaman saat berangkat sekolah. Namun, kehendak-Nya berkata lain. Mimpiku kandas membantu teman-teman di daerah. Aku kecewa, niat baikku pupus sudah. 

Kalau kata anak zaman sekarang, move on! 

2013, aku diberi kesempatan oleh-Nya berkuliah di salah satu Universitas Negeri di Jakarta melalui jalur SBMPTN. Kau tahu apa? Aku berkuliah dengan program studi Pendidikan Tata Boga. Program studi "Tata Boga" saja aku tidak kenal, apalagi dengan embel-embel "Pendidikan". Move on-ku ini semakin gila, semakin galau ketika aku tahu Program Studi-ku ini berada di Fakultas Teknik. Yaps, salah fakultas impian yang mencetak gelar "Insinyur". Pedih? Iya! 

Aku seperti merasa tersesat. Benar-benar tersesat.

Karena galau ini, rasa bingung yang berlebihan. Membawa aku ke beberapa tempat yang asing. G-304, istilah pada salah satu ruangan di Gedung G. Salah satu tempat dengan plang bertuliskan "Lembaga Pers Mahasiswa DIDAKTIKA". Sebuah tempat yang membuat aku tersadar akan pentingnya budaya literasi dan media massa. Sayang, mimpiku yang ingin kurajut bersama G-304 terhalang oleh izin orang tua. 

Lagi-lagi aku harus move on. 

Di semester 2 tahun pertama, aku menjadi mahasiswa biasa. Datang hanya karena ada kelas yang disebut kuliah. Di semester ini aku merasa hampa. Terasa tidak ada jalan untuk pulang, mau pulang pun enggan. Hingga ada pembukaan pendaftaran anggota Komunitas Blogger UNJ. Setidaknya, aku merasa terarah akan kehadiran KOMBUN. Dilanjut pada tahun ke-2, aku mendaftar disalah satu organisasi ekskutif tingkat Universitas dengan amanah Departemen Komunikasi dan Informasi. Di sini, bahkan aku pernah diamanahkan menjadi seorang "editor", sebuah lakon yang penting dalam dunia warta. Kini, aku sedang berada di organisasi eksekutif tingkat fakultas dengan Departemen yang sama seperti sebelumnya. Lah kok dari tingkat Univ. turun ke Fakultas? Anggap saja aku orangnya anti-mainstream:p

Lengkap sudah keterarahanku, rasa galau dan bimbang ini mulai pudar. Keresahan ini membawa aku menjadi pribadi yang lebih tangguh, aku belajar banyak, bahkan hingga sebuah ikatan ukhuwah yang begitu dekat.

Urusan akademik? Saat tahun ke-2, aku hanya mempunyai modal tekad, yakin akan rencana-Nya jauh bermanfaat bagi diriku dan orang lain, dan aku pasti dapat menjadi "seseorang" melalui Pendidikan Tata Boga. Aku mulai merajut mimpi bersama "Pendidikan Tata Boga". 
Membuat sebuah brand untuk produk kulinerku sendiri, #DapurMuti. Melalui Praktek Kerja Lapangan/ PKL, membuat aku semakin melek dengan dunia industri makanan. Literasi dan tata boga, aku gabungkan menjadi beberapa tulisan dengan tema Masak ataupun Kuliner. Zona kehidupan yang sedang aku nikmati saat ini. Puncaknya, aku bahagia bukan kepalang mendapat panggilan interview magang di salah satu media massa berbasis kuliner. 

Namun kehendak masih berkata lain, tawaran itu datang disaat aku sedang PKM. Praktek Keterampilan Mengajar, sebuah babak baru bagiku. Di situ, aku belajar menjadi seorang pendidik. Tawaran interview magang aku tinggalkan demi kewajibanku sebagai mahasiswa PKM dan tentu, belajar sebagai pendidik. 

Tanpa aku sadari -entah- sudah berapa kali aku move on dari kehidupanku sendiri. Mencari babak baru dalam hidupku. Bergerak itu harus diciptakan! Kalau diam saja, ya tetap ditempat dong. Rasa gelisah, bimbang, tersesat, adalah hal yang manusiawi. Berserah pada-Nya, tetap berusaha, pasti ada jalan untuk kamu-kamu yang mau bergerak maju.


Saat ini, aku jadi penasaran, apa lagi ya yang akan menantikan aku di masa depan? 

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa-apa yang ada pada diri mereka” - QS Ar-Ra'd:11. 

Selasa, 06 September 2016

/

Haeeeeee, setelah 4 bulan tidak muncul di dunia blog blog'an, sekarang gue mau ngepost sesi curhat aja wkwk. *tanda-tanda lelah ama dunia dapur*

Ini semua berawal dari ngepoin orang, emang sih gue kadang kalo kepo suka gak tau diri. Nge-scroll ampe layar gak bergerak lagi alias ampe mentok. Mendadak gue akhirnya ngepoin diri sendiri aja di pesbuk. Gue inget dosa, karena lagi-lagi suka gak tau diri, udah kepo, ngetawain komuk komuk ntu orang dari postingan foto pula. Mending gue ngetawain diri sendiri.

Akhirnya lewat pesbuk, gue teringat dimana jaman negara api masih menyerang. Kayaknya gue emang udah bakat alay. Gue ga tau asalnya dari mana. Mungkin saat meteor jatuh 4jt tahun yang lalu.

Oke gara gara pesbuk lagi, gue jadi teringat akan mantan ea~
Kadang gue pengen cerita dikit segelintir perjalanan cinta gue #hasek
Cerita dimana bener-bener negara api lagi menyerang hahaha.

Nih salah satu cerita sama salah satu mantan gue saat lulus SMP, coba lu bayangin hubungan lu lagi baik-baik aja, yang tiap malem teleponan, gak ada topan, ga ada badai tau-tau lu diduain. Beh tsadez~
Mending kalo gue diduain sama cewe yang lebih...ngg... lebih apa ya...lebih dah pokonya . Ternyata gue diduain ama adek kelas dan dia sejenis cabe-cabean. Gils gue prihatin sama diri gue sendiri yang dikalahkan ama cabe-cabean.

Teleponan tiap malem aja kecolongan buat diduain *eh~

Gue sadar, budaya alay harus gue tinggalkan. Gue mencoba untuk menjadi lebih "kalem", sialnya tetep aja gue pecicilan ga jelas.

Pas SMA, gue berkenalan dan bertemu dengan seseorang di rumpun ilmu tetangga yang bikin hati bersemi kembali. Tapi tetap kandas, cara kita memanggil "Tuhan" amat berbeda. Dia pergi ke gereja, gue ke masjid. Dia kebaktian, gue sholat.

"Mau dikatakan apalagi, kita tak akan pernah satu."
Yuhu~

Jadi, gue dan dia memutuskan untuk berpisah sebelum rasa ini semakin dalam. *kebanyakan drama*yaudalah ya*

Salah satu senior, saat itu dia udah lulus dan kuliah. Pe-anya, gue emng baru tau orgnya pas dia udh lulus hahaha. Endingnya, gue putus di akhir kelas 2 SMA. Kalo diinget-inget lagi sih, emng mantan gue yg ini, mantan gue terakhir. *duh ketauan deh gue jomblo berapa lama* antara dia dan gue emang udah ilang rasa. Walaupun emng gue sih yang diputusin duluan wkwk. Gue juga sempet putus-nyambung sama yang satu ini, cuma emang kenangan doang kali ya yang ada, rasa mah kagak tau lagi jogging dimana. Biar dikata balikan tetep aja sama-sama gak ada rasa.
Ibaratnya tuh ya, lu ga doyan teh tawar dan ngarep teh manis, tapi disodorin teh tawar mulu. Hambar.

Meski mantan pacar itu ada, mantan temen itu gak ada. Alhamdulillah gue ama barisan mantan *kebanyakan gaya*, hubungan biasa aja, jarang kontakan ya karena emng ga ada kontaknya dan udah ngurusin idup masing-masing.
Ngebanyol, ngobrol yah kayak orang-orang dah *ya namanya juga temen~*.

------------------------------

Mantan, sebutan buat mereka yang emang udah berlalu. Udah gak kesebut dikamus hidup malahan. Gue bersyukur yang namanya silaturahmi tetap berjalan, karena hidup itu maju, bukan mundur. Tapi karena mereka, gue jadi paham pedihnya hati gimana, dan sebisa mungkin ga mau nyakitin yang kelak bersanding sama gue *cieelah.
Buat kalian yang pernah singgah, semangat ya! Hidup insyaAllah masih panjang. Terima kasih sudah berdamai dan menerima gue kembali untuk menjadi teman.

Dari, Mantan.

sering dikepoin

tentang si punya blog

Mutiara Kinanti, seseorang yang menyukai kuliner dan kamu. IG @mutiarak dan e-mail mutiarakinantip@gmail.com yaaa~