Surat Blog Untuk Guru

Ting ting ting

Ah, lonceng sekolah sudah berbunyi tanda sudah masuk

Mereka berlari-lari kecil, takut gerbang sekolah sudah ditutup

Aku juga ikut berlari diantara mereka..

Hei hei hei tunggu dulu!

Huaaah, aku juga terlambat!

Pintu gerbang sudah ditutup!

Aaaargh! Phew! Aku sudah berada didalam sekolah

Syukurlah..

Masing-masing dari mereka langsung menuju kelas

Ya, termasuk aku

Mereka, saling menyapa, saling mengucapkan selamat pagi, dan saling bertanya “sudah mengerjakan PR yang kemarin?”

Aku hanya tersenyum dan membalas sapaan alakadarnya, dibenakku hanya ingin langsung menuju tempat dudukku, aku terlalu lelah dengan keterlambatan pagi ini

Guru pun datang, ya pelajaran pertama di hari Kamis pun dimulai..

 mengejutkan! Beliau langsung mengadakan ulangan dadakan

Ya Tuhan! Penderitaan macam apa ini!?

Sudah jatuh tertimpa tangga pula

Sudah terlambat, langsung ulangan mendadak pula pagi-pagi

 Mereka mengeluh, mereka protes, hingga mengumpat diam-diam…

Hei, hei.. yasudahlah jika memang harus ulangan. Tak perlu pakai mengumpat segala!

Mereka, mereka saling berbisik seusai ulangan..

Mereka berbisik, mulai muncul rasa benci dengan Guru yang barusan memberi mereka ulangan dadakan..

Mereka mengucapkan kata-kata yang tak sepantasnya yang ditujukan untuk Guru..

Bagaimana dengan aku?

Aku, aku lebih muak dengan mereka..

Terlebih lagi kata-kata tersebut tak pantas ditujukan kepada orangtua..

Pelajaran pagi pun usai, jam istirahat tiba. Sebagian dari mereka masih berteriak tentang ulangan dipagi ini. Bahkan lebih secara terang-terangan dan suara lantang membenci Guru tersebut..

 Aih,

Mereka, tak tahu diri, tak tahu terimakasih

Guru sudah memberikan segalanya dihari kemarin,

memberikan benih-benih pengetahuan yang akan tumbuh menjadi ilmu

merelakan waktunya, meredam egonya, korbankan tenaganya..

ah, aku kecewa dengan mereka..

- - - -

hai kawan, sadarlah!

Guru hanya memberikan pertanyaan tentang materi yang diberikan kemarin, bukan hal-hal diluar materi. Mengapa kalian sampai sebegitunya?

Bukankah tujuan pembelajaran adalah mencapai keberhasilan dalam belajar?

Jika tak mengerti, mengapa tak kau tanyakan saja kepada beliau?

Beliau takkan marah, beliau takkan bersikap acuh, dan beliau takkan mengejekmu karena kau tak paham

Sebaliknya..

Beliau akan senang hati menjawab pertanyaanmu, beliau akan menjelaskan secara detail apa yang kau tanyakan, dan beliau akan terus bersabar akan pertanyaan-pertanyaan yang kau berikan

Bagaimana pun juga, beliau adalah orangtua kita..

Bukan orangtua secara darah, tetapi orangtua secara ilmu.

Guru,

Merekalah..

Merekalah pembangun fondasi kekuatan bangsa, penguat jiwa bangsa,pengokoh jiwa dan batin bangsa.

- - - -

"Aku dan KOMBUN mempersembahkan Surat Blog yang benar-benar ku tulis dari hati untuk Seluruh Guru dan Para Calon Guru di seluruh Indonesia, Selamat Hari Guru!"