~ welcome to muti's area ~ aku ada, makanya aku ngeblog ~

Rabu, 27 Mei 2015

/

Kembali dimasa itu, waktu dimana ada sesosok bocah perempuan dengan tinggi badan 130 cm, dikuncir dua dan berponi rata...


Aku, hanya seorang anak kecil yang menyukai poni rata -terkadang dikuncir dua- dengan sifat yang tomboi. Anak kecil, ya lagi lagi anak-yang-kecil, pasti punya khayalan setinggi bulan yang tak terbatas. Terkecuali aku. Aku tak begitu menyukai hal-hal yang berbau masa depan, entah cita-cita dan semacamnya, berpikir seperti itu terlalu rumit bagiku. Melakukan hal yang disukai, itu lah aku dimasa itu. Membaca majalah Winnie The Pooh edisi terbaru, main masak-masakan, main petak umpet, dan lagi-lagi, poni rata. Aku bahkan pernah menggunting rambutku sendiri demi mendapatkan poni rata diumur 4 tahun, alhasil ngawur berantakan, dan akhirnya bunda yang merapikan rambut poni rataku.



Pernah sekali, setelah aku melaksanakan sholat subuh aku bertanya pada Allah.
"Apakah aku akan tumbuh dewasa? Akan jadi apa? Akan seperti apa? Apa ayah dan bunda akan terus disampingku, melihat aku menjadi perempuan yang dewasa? Bagaimana jika tidak?"
Pertanyaan yang begitu menggelitik bagiku dimasa itu. Untuk pertama kalinya aku berbicara seperti itu pada diriku sendiri.



Menjadi orang baik dan jujur.
Hanya itu jawaban yang aku tahu. Jawaban yang sederhana untuk diriku sendiri.

Baik dan jujur, itulah yang selalu diingatkan oleh kedua orangtuaku dikala dulu -hingga sekarang-.

Waktu pun berjalan, bocah perempuan berponi itu kini berubah menjadi remaja perempuan -yang tetap- berponi.
"Akan menjadi apa aku dimasa depan?"
 Aku masih tak tahu jawabannya. Pernah terbesit dipikiranku, ya cukup menggelitik dan hanya aku dan Tuhan yang tahu -dan kini akan ada beberapa orang yang membaca tulisan ini akhirnya menjadi tahu-, menjadi ibu rumah tangga yang baik dan mungkin menjadi pemain musik. Entah mengapa pikiranku jauh sampai menjadi seorang ibu rumah tangga, aku perempuan, yang aku tahu suatu saat nanti aku akan menjadi seperti bunda, menjadi seorang ibu-ibu. Cukup menggelitik bukan? Aku pun terkadang terkekeh sendiri mengingatnya.

Kini, remaja perempuan -berponi rata- itu baru akan menjadi wanita dewasa -entah akan tetap berponi atau tidak-.
"Akan menjadi apa aku dimasa depan?"
 Aku belum tahu pasti, aku memang payah dalam menentukan masa depan. Terlalu banyak hal yang aku cintai, membaca buku, memasak, membuat kue, memulai diri untuk menulis, menjadi bagian dari tim jurnalistik disalah satu organisasi kampus, dan hal-hal lainnya yang begitu aku nikmati sekarang.
Aku masih belum bisa menentukan akan-kemana-diri-ini, aku masih menikmati hal-hal baru yang bisa dibilang keluar-dari-zona-nyaman.

Apakah aku bisa menjadi wanita dewasa dengan banyak hal yang aku sukai?

Samar teringat disalah satu waktu sholat subuh 15 tahun yang lalu,  menjadi orang baik dan jujur.
Sesederhana itu, menjadi apapun aku dimasa depan, menjadi orang baik dan jujur haruslah ada didalam diriku.

4 komentar:

galih_mcr mengatakan...

Semoga poninya nanti tertutup hijab :)

Capt. Darma mengatakan...

Menjadi istri solehah aj ya.. :p atau master koki.yg gantiin chef Farah Queen

мυтι mengatakan...

Jadi Farah Queen? seksi dong *eh *salah fokus wkwk Hayati aamiin-kan ya kaaa xD

Pertiwi Yuliana mengatakan...

Muti hayuk nulis lagi! Wkwkwk

sering dikepoin

tentang si punya blog

Mutiara Kinanti, seseorang yang menyukai kuliner dan kamu. IG @mutiarak dan e-mail mutiarakinantip@gmail.com yaaa~